Pemerintah Kota Prabumulih melalui Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika, berencana mengalihkan rute lalulintas yang akan dilalui kendaraan di ruas jalan dalam kota. Kebijakan ini untuk mengantisipasi kemacetan menjelang lebaran.
Ruas jalan yang akan dialihkan di antaranya Jl Jend Sudirman dan di sekitar Pasar Inpres. Menurut Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informtika Kota Prabumulih, Idham Tergun, pengalihan rute merupakan suatu solusi untuk mengurangi angka kemacetan.
Ditambahkanya, ada beberapa alternatif yang akan diambil menghadapi kemacetan yaitu dengan menutup rute jalan di sejumlah titik sentra masuk dan keluar Kota Prabumulih sepertri, bagi kendaraan dari arah Palembang yang akan menuju daerah Baturaja dan Muara Enim dialihkan ke jalan daerah Bakaran Kelurahan Prabu Sari dan begitupun sebaliknya bagi kendaraan dari arah Baturaja dan Muara Enim yang akan menuju Palembang dialihkan ke rute jalan yang memutar dari arah Bawah Kemang Kelurahan Mutang Tapus yang kemudian melintas ke Jl Prof M Yamin.
Diinformasikan, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Prabumulih baru saja melakukan rapat koordinasi dengan Pemerintah Kota mengenai rute jalan yang akan diambil mengatasi kemacetan arus mudik. Tetapi hal itu belum final perihal perincian secara detail titik yang akan dilakukan penutupan. “Masih akan ada pertemuan rapat yang kedua
Kesemrawutan tanpa adanya pengaturan bagi pedagang yang berjualan di badan jalan dan protokol, menjadi pemandangan utama saat melintas di Pasar Inpres Prabumulih. Fasilitas Pasar Inpres yang tidak seimbang dengan keadaan jumlah pedagang, makin memperparah kondisi ini.
Karena itu, kemarin (2/9) Wakil Walikota Prabumulih Ridho Yahya melakukan kunjungan mendadak ke Pasar Inpres Prabumulih. Selain melihat kondisi Pasar Inpres juga memantau pergerakan harga memasuki bulan Ramadan.
“Saat ini keadaan Pasar Inpres sangat membutuhkan sentuhan pembangunan guna menampung para pedagang yang sudah over load. Kerapian dan kenyamanan saat berbelanja juga dirasakan sangat kurang. Karena itu, Pemerintah Kota Prabumulih telah memprogramkan pembangunan rehab dalam waktu dekat,” tegas Ridho Yahya.
Menurutnya, keinginan dalam melakukan pembangunan rehab tersebut masih mengalami kendala belum adanya tempat alternatif yang akan digunakan untuk menampung pedagang. “Kita tidak akan pernah mengusir para pedagang bila belum menemukan tempat alternatif. Masalah ini akan terus dikoordinasikan lagi dengan Walikota Rachman Djalili dan dinas terkait,” ujar Ridho.
Ditambahkanya juga, dalam hal ini pemerintah kota harus memikirkan nasib para pedagang, keasrian akan pasar tradisional harus tetap dipertahankan. Saat ditanya target yang ditetapkan, Ridho Yahya menambahkan, Pemkot saat ini belum ada target pembangunan Pasar Inpres. Begitu pun dengan besaran dana yang akan digelontorkan untuk pembangunan pasar.
Hal yang sama juga ditegaskan Kepala Unit Pelaksana Tugas Daerah (UPTD) Pasar Inpres Prabumulih, Ibrahim Cik Ding. Ia menyatakan, memang saat ini kapasitas yang ada di Pasar Inpres saat ini tidak seimbang dengan jumlah pedagang yang ada. “Kami hanya mengatur tempat dan imbauan bagi pedagang untuk tetap tertib dan selalu menjaga kebersihan pasar,” tegasnya.
Sementar itu, salah satu pedagang ikan di Pasar Inpres, Yanto saat berdialog dengan Ridho Yahya, meminta agar keseriusan Pemkot dalam membangun pasar dapat direalisasikan dan jangan hanya kunjungan semata. “Kami bersedia direlokasi ke tempat sementara asal Pemkot benar-benar serius menata tempat para pedagang agar lebih teratur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar